Apa Itu Gelatin dan Mengapa Gelatin Bukan Vegan?

Halo Sobat Vegan, pernah mendengar soal gelatin? Apa itu gelatin? Gelatin VEGAN nggak sih?

Sederhananya, gelatin adalah protein yang terbuat dari kolagen di dalam kulit dan tulang hewan. Protein ini adalah bagian produk turunan dari industri daging oleh karena itu gelatin bukanlah makanan vegan ataupun vegetarian.

Nah, di atas itu jawaban pendeknya sobat. Mau tahu lebih lanjut? Yuk scroll ke bawah!

Apa Sebenarnya Guna Gelatin?

Gelatin adalah protein tidak berwarna, tidak berbau dan hampir tidak berasa yang terbuat dari tulang, kulit, dan jaringan ikat hewan. Tidak hanya sebagai zat pengental dalam makanan, gelatin juga dijadikan sebagai zat penstabil dalam obat-obatan dan bahan kosmetik. 

Kamu dapat menemukan gelatin pada produk-produk seperti: 

  • Permen karet
  • Coklat
  • Jelly
  • Saus makanan
  • Es krim
  • Produk susu seperti yogurt dan keju
  • Krimer kopi
  • Saus salad dan mayonaise
  • Selai kacang
  • Pudding
  • Marshmallows
  • Gosok gigi
  • Kapsul pada obat
  • Jenis-jenis selai
  • Film fotografi
  • dan sebagainya.

Kini, industri gelatin sudah sangat mengglobal. Menurut Grandview Research, pasar gelatin mencapai 3,2 miliar dollar pada tahun 2020 dan diperkirakan akan mencapai omset global tahunan hingga 6,7 miliar dollar. 

Tentu tidak bingung lagi ya mengapa produksi gelatin ini bisa mencapai nilai selangit. Dikira gelatin hanya sebatas bahan makanan, ternyata ada pada produk-produk lain yang kita gunakan sehari-hari. Harga gelatin yang relatif rendah menjadikannya pilihan populer bagi produsen di seluruh dunia.

Lantas, Bagaimana Gelatin Dibuat?

Apa itu Gelatin?
via Shutterstock

Sebagai catatan, gelatin adalah kombinasi dari asam amino glisin dan prolin. Selama beberapa jam, bagian-bagian hewan termasuk kulit, tulang tendon, dan tulang rawan direbus hingga kolagen terekstraksi dari rebusan tersebut.

Setelah cairan kolagen mulai keluar, cairan ini selanjutnya disaring dan didinginkan hingga membentuk gelatin yang kemudian dapat dibentuk seperti mie, kubus, atau lembaran.

Secara umum, ada 2 jenis gelatin:

  • Tipe A dibuat dengan kulit babi, daging babi, atau tulang betis.
  • Tipe B, terbuat dari kulit sapi.

Namun, hewan apapun dengan banyak jaringan ikat juga dapat digunakan untuk menghasilkan gelatin seperti kuda, ayam, dan ikan. Faktanya sobat, beberapa jenis rumput laut juga mengandung gelatin. 

Apakah Binatang Dibunuh Hanya untuk Membuat Gelatin?

Seperti yang sudah kita singgung di atas bahwa gelatin adalah zat protein yang diperoleh dari kolagen dari tubuh binatang.

Kolagen adalah protein paling melimpah pada tubuh hewan yang membentuk hampir 30% dari jumlah proteinnya.

Hewan yang disembelih pada rumah jagal adalah untuk memenuhi konsumen daging semata. Bahkan potongan daging sisa biasanya dijadikan pakan ternak kembali. Sehingga, ada anggapan bahwa khusus menyembelih hewan tidak diperlukan untuk menghasilkan gelatin.

Produksi gelatin mungkin hanya diawali sebagai produk turunan dari industri daging. Namun, mirisnya seiring meningkatnya omset tahunan dalam produksi gelatin, gelatin akan beralih menjadi produk sampingan dari peternakan daging mirip seperti kasus industri kulit hewan.

Di luar negeri, perusahaan seperti Nitta Gelatin Inc. atau Darling Facilities Inc. sudah bergantung pada pemotongan hewan massal untuk memasok penyediaan kolagen sebagai bahan produksi gelatin. Ketika pasokannya kurang, ini akan menjadi masalah besar bagi perusahaan ini.

Maka, jika membeli produk yang dibuat dari gelatin hewan, sobat sudah membenarkan langkah industri peternakan serta melanggengkan praktik membunuh lebih banyak hewan dan menyengsarakan hidup hewan.

Apakah Ada Alternatif Lain Selain Gelatin?

Tentu ada! Beberapa tahun terakhir, alternatif telah dibuat untuk meniru tekstur kolagen tanpa menggunakan hewan. Bahan-bahan seperti agar-agar dan karagenan (ekstrak rumput laut) digunakan untuk konsistensi yang lebih tebal.

Untuk tekstur yang lebih tipis, pektin dan gum guar dapat digunakan. Ada pula getah sayuran dalam bentuk bubuk, seperti gum xanthan (fermentasi bakteri pada brokoli, kol dan kale) dan gum locust bean (sejenis kacang polong atau kacang kapri).

Mari kita lihat masing-masing alternatif gelatin lebih detail, barangkali sobat bisa mencoba salah satu alternatif gelatin ini. 

Agar-agar

Agar-agar adalah bahan yang berasal dari spesies alga/ganggang merah tertentu. Ganggang tersebut dikeringkan dan kemudian digiling menjadi bubuk. Nah, bubuk ini kemudian direbus dalam air kemudian diekstraksi menjadi agar-agar. Ekstrak tersebut dikeringkan menjadi serpihan, bubuk atau batangan yang dapat digunakan sebagai pengganti gelatin.

Agar-agar tidak memiliki rasa tetapi dapat menyerap cita rasa makanan yang dimasak dengan agar-agar tersebut. Agar-agar mengandung 80-90% serat. Jadi sangat bagus untuk sistem pencernaan sekaligus tanpa ada kandungan kalorinya. Selain itu, agar-agar juga memiliki tingkat yodium tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan tiroid. 

Agar-agar juga digunakan dalam produk seperti pasta gigi, shampo dan conditioner. Sungguh produk alami yang hebat dengan banyak manfaat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan!

Karagenan

Berasal dari rumput laut merah, karagenan adalah zat pengental dan penstabil yang digunakan dalam banyak produk makanan. Karagenan tersedia dalam bentuk bubuk atau cair dan dapat digunakan secara bergantian dengan agar-agar, lho.

Karagenan adalah bahan yang sangat serbaguna. Sobat dapat menemukannya dalam banyak makanan, contohnya es krim, untuk memberikan tekstur yang halus pada produk tanpa mempengaruhi rasa atau nilai gizi makanan yang dikonsumsi.

Karagenan juga rendah kalori, mirip dengan agar-agar tetapi rasanya yang sedikit asin. Itulah sebabnya karagenan sering digunakan dalam produk daging. Karagenan dipakai sebagai penstabil pada permen namun untuk tekstur yg tebal, gelatin masih tetap jadi pilihan. 

Seperti agar-agar, karagenan juga digunakan dalam beberapa produk seperti pasta gigi dan pelembab karena merupakan pengemulsi alami yang mencegah pemisahan cairan. 

Pektin

Pektin berasal dari buah, pektin merupakan ekstrak yang juga dapat dipertimbangkan sebagai alternatif gelatin untuk vegan. 

Pektin memiliki konsistensi yang sama seperti agar-agar tetapi umumnya sering muncul dalam bentuk cair dibandingkan bubuk atau serpihan. Perbedaan terbesar antara keduanya adalah agar-agar tidak memiliki rasa sama sekali sedangkan pektin rasanya sedikit manis dan juga asam.

Pektin biasa digunakan dalam selai, jeli, dan marmalade untuk membantu produk mengatur dan mempertahankan viskositasnya. Alternatif ini juga merupakan sumber serat yang baik, lho. Sehingga sangat membantu dalam pencernaan.

Eits, tidak hanya dalam makanan, pektin juga ditemukan dalam kosmetik dan obat-obatan. Selain itu, dalam pembuatan kertas pektin  juga digunakan untuk mencegah tinta meresap dalam serat kertas.

Gum Guar

Berasal dari kacang guar, bubuk gum guar adalah aditif makanan umumnya digunakan dalam banyak makanan ramah vegan. Gum guar sangat bagus untuk menambah volume pada makanan yang dipanggang karena dapat menyerap cairan dalam jumlah besar tanpa mengubah rasa atau warna makanan sobat. Gum guar juga tinggi serat namun gum guar hanya dapat menyerap air ketika dimasak, bahan ini tidak cocok untuk makanan atau minuman dingin. 

Gum guar juga ditemukan dalam pasta gigi, kosmetik, dan obat-obatan karena kemampuannya untuk mengentalkan cairan tanpa mempengaruhi rasanya.

Salah satu fakta yang tidak umum tentang gum guar adalah bahan ini merupakan bahan yang juga dapat digunakan sebagai bahan peledak, lho. Huy, mengerikan ya sobat. 

Gum Xanthan

Apa itu Gelatin?
m.id.hugestonespa.com

Terbuat dari fermentasi Xanthomonas Campestris, bubuk ini digunakan sebagai pengental dan penstabil di banyak produk makanan.

Gum xanthan sering digunakan dalam saus-saus dan es krim untuk memberi tekstur kental nan lembut. Gum xanthan juga tidak berasa sehingga dapat dikombinasikan dengan rasa lain untuk membuat hidangan bermacam-macam. 

Bubuk ini juga digunakan dalam produk seperti pasta gigi dan shampo. Xanthan mampu menciptakan busa dan memberi konsistensi sabun yang lebih kental.

Gum Kacang Locust

Berasal dari pohon biji carob, gum kacang ini digunakan sebagai pengemulsi dan penstabil dalam banyak produk makanan. Bubuk ini tidak berasa tetapi dapat dikombinasikan dengan bahan lain untuk memberikan rasa unik pada berbagai masakan. 

Gum kacang locust dapat ditemukan dalam berbagai pasta gigi, lotion, dan obat-obatan.

Itu dia sob berbagai pengganti gelatin yang tersedia di pasaran. Dengan begitu banyak pilihan, tidak ada alasan untuk dapat menikmati semua makanan favorit sobat tanpa menyakiti hewan dalam prosesnya.

Kesimpulannya

Gelatin adalah produk hewani yang bisa ditemukan di banyak produk makanan. Seringkali bahan ini tidak terdaftar sebagai bahan utama, jadi banyak vegan yang bisa saja sudah mengkonsumsi gelatin tanpa sepengetahuannya.

Nah, setelah tahu apa itu gelatin dan mengapa gelatin bukan vegan, semoga dapat membantu Sobat Vegan dalam memasak dan menikmati menu makanan favorit sambil tetap memperhatikan lingkungan dan hewan yang hidup di planet ini bersama kita.

Seseorang dengan rasa penasaran tinggi. "Curiosity killed the cat and the satisfaction brought it back." Eugene O'Neill.